Budidaya ika lele berkembang sangat pesat
setiap tahunnya, produksinya berturut – turut pada tahun 2013 dan 2014 yaitu 670,000 ton dan 900,000 ton atau peningkatan rata-rata tiap
tahun sebesar 35,05 persen (Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya, 2013). Sehingga usaha pakan lele menjadi peluang yang
sangat besar karena budidaya lele berkembang setiap tahunnya. Sudah ada
beberapa produk pellet yang beredar dipasaran akan tetapi harga yang ditawarkan
masih relative tinggi yaitu berkisar Rp 10.000 per kilogram. Sedangkan pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam budidaya
ikan lele secara intensif. Proporsinya sekitar 60% dari total pengeluaran. Ada
banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik
adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu.
FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding bertumbuhan daging. Semakin kecil
nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.
Tingginya biaya
pakan saat ini menjadikan kami membuat inovasi baru dengan membuat pakan yang
lebih murah akan tetapi tetap dapat mencukupi kebutuhan nutrisinya salah
satunya yaitu dengan pemanfaatan limbah biogas yakni sludge yang saat ini di
masayarakat masih belum dimanfaatkan. Hal ini karena menurut Yurmiati, Suradi,
dan Wiradana, (2008) kandungan nutrisi sludge cukup baik, dengan kandungan
protein 13,3%, serat kasar 24,3% dan energi 3651 kkal/kg.
Peluang tersebut membuat kami menciptakan sebuah inovasi produk pakan lele dari hasil samping biogas. Sludge tersebut diformulasi dengan bahan-bahan pilihan antara lain Bungkil kedelai, tepung ikan, asam amino sintetis dan bahan lain, sehingga terciptalah Sludge Feed. Kandungan Sludge feed sudah teruji di lab. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang, mempunyai protein 35% dan dapat memenuhi kebutuhan lele.
Order hub. telp 085853327413

Tidak ada komentar:
Posting Komentar